Singing Hatsune Miku

Kamis, 26 Juli 2012

Reproduksi Virus


  Virus merupakan parasit intraseluler yang menggunakan peralatan sel inang yang hidup untuk bereproduksi. Hal ini terjadi karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat melakukan metabolisme sehingga untuk melaksanakan aktivitas hidupnya mereka harus menginfeksi sel inangnya.
   Di dalam sel inang, asam nukleat virus tersebut dapat memerintahkan sel inang untuk membuat salinan (replikasi) asam nukleat virus. Inang virus dapat berupa bakteri, sel tumbuhan, sel hewan, dan sel manusia. Inang sel hidup tersebut menyediakan ribosom, enzim, dan komponen lainnya yang dibutuhkan untuk menyintesis asam nukleat dan membuat protein virus.
  Pada dasrnya, cara bereproduksi virus yang menyerang sel bakteri hampir sama dengan virus yang menyerang sel tumbuhan maupun sel hewan. Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi. Tahap-tahap yang dilakukan selama proliferasi adalah adsorpsi (fase penempelan) pada sel inang, injeksi (fase memasukan asam nukleat), sintesis (fase pembentukan), perakitan, dan lisis (fase pemecahan sel inang).
  Berdasrkan tahap-tahapan tersebut cara bereproduksi virus dapat dibedakan menjadi daur litik, dan daur lisogenik.

Daur Litik
Siklus reproduksi virus yang pada akhirnya menghancurkan sel inang yang disebut sebagai siklus litik.
Berikut tahap-tahap prosesnya:

1. Fase adsorpsi

Pembiakan fage dimulai dengan menempelnya ekor virus pada dinding sel bakteri. Virus mengidentifikasi dinding sel bakteri tersebut dengan menggunakan kesesuaian lock  and key atau lubang dan kunci. Dinding sel tersebut dilarutkan oleh enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga terbentuknya lubang pada dinding sel bakteri atau sel inang.

2. Fase Injeksi
Melalui lubang tersebut asam nukleat (DNA atau RNA) virus dimasukkan ke dalam sel bakteri. Sementara itu, selubung protein atau kapsid virus tetap berada di luat sel bakteri dan tidak berfungsi lagi.

3. Fase Sintesis
Ketika DNA fage berhasil masuk ke dalam bakteri, DNA fage akan memproduksi enzim untuk menghancurkan DNA bakteri. Setelah DNA bakteri hancur DNA fage akan mengambil alih kendali kehidupan. Kini, DNA fage-lah yang berperan, di dalam tubuh bakteri DNA  fage  mereplikasi diri berulang-ulang kali dengan jalan menyalin diri membentuk DNA fage dalam jumlah banyak. Selanjutnya, DNA fage tersebut melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan menggunakan ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri. Di dalam sel bakteri tersebut terjadi proses sintesis DNA virus dan protein yang dijadikan kapsid virus.

4. Fase Perakitan
Kapsid yang disintesis pada awalnya terpisah-pisah antara bagian kepala, ekor, dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu kemudian dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, kemudian DNA virus masuk kedalamnya sehingga terbentuklah tubuh virus yang utuh. Dalam satu sel bakteri akan terbentuk jumlah fage T4 sekitar 100-200 buah.

5. Fase Lisis
Setelah virus baru terbentuk, virus akan memproduksi enzim lisozim lagi yang akan digunakan untuk menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah) dan virus-virus baru akan keluar untuk menginfeksi bakteri-bakteri lain.

Daur Lisogenik
  Pada keadaan tertentu bakteriofag yang menginfeksi DNA ke dalam sel bakteri tedak selalu diikuti pembentukan bakteriofag yang baru. Hal ini di karnakan beberapa bakteri memiliki semacam zat imun sehingga virus tidak menjadi virulen (sangat berbahaha). Adanya zat imun pada bakteri akan mencegah pengambilan fungsi DNA bakteri oleh bakteriofag.
  Ketika DNA fage berada di dalam sel bakteri, DNA fage menyisip ke dalam DNA bakteri. Untuk menyisip ke dalam DNA bakteri DNA fage harus memutus DNA bakteri. Kemudian DNA virus menyisip diantara benang DNA bakteri yang putus tersebut, sehingga di dalam DNA bakteri terkandung DNA virus. Gabungan anatar DNA fage dengan DNA bakteri dinamakan profage. Jika bakteri akan membelah diri, maka sel bakteri akan menyalin profage tersebut melalui proses replikasi. Dengan demikian setiap sel anak hasil pembelahan bakteri berlangsung berulangkali dan jumlah profagepun sama dengan jumlah bakteri yang ditumpangnya.
 Pada suatu saat imunitas bakteri hilang. Radiasi sinar ultraviolet dan zat kimia tertentu akan menghancurkan imunitas bakteri terhadap profage. Profage tersebut akan memisahkan diri dari DNA bakteri dan menghancurkan DNA bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar